Rabu, 14 Maret 2018

Akhlak Di Atas Ilmu Mengalahkan Segalanya

Akhlak Di Atas Ilmu – Seorang pelayan Imam Malik bin Anas yang bernama Abdurrahman bin Qasim mengatakan kesaksiannya selama menjadi seorang pelayan beliau. Jelas Abdurrahman, “Tidak kurang dari dua puluh tahun aku menjadi seorang pelayan Imam Malik. Dan selama menjadi pelayan hingga 20 tahun tersebut, aku perhatikan beliau telah menghabiskan 2 tahun untuk mempelajari ilmu dan 18 tahun untuk mempelajari akhlak. Imam Malik dan masih banyak para ulama yang baik lainnya, selalu menjaga kualitas akhlaknya dengan sebaik mungkin. Baik itu akhlak kepada Allah SWT, Rasul dan terhadap sesamanya. Ketinggian derajat pencapaian ilmu yang mendalam dan kebesaran wibawa, tidak membuat mereka itu merasa menjadi lebih mulia dan lebih baik dari orang lain.

Akhlak Di Atas Ilmu Mengalahkan Segalanya

Meletakkan akhlak di atas ilmu merupakan satu hal yang menjadi tanggung jawab kita semua,  sebagai santri, siswa maupun mahasiswa terhadap guru-gurunya, sebagai orang yang lebih muda pada yang tua maupun sebaliknya.

Dengan meletakkan akhlak di atas ilmu menjadi sangat penting sekali di saat terjadi degradasi moral, pergaulan bebas tanpa batas, tawuran massal antar pelajar, sikap anarkis sebagian pelajar ketika melakukan aksi unjuk rasa dan sejuta fenomena lainnya yang terus mamaksa kita untuk jauh lebih lama dalam mempelajari akhlak.

Jika pada kenyataannya akhlak di atas ilmu ternyata masih sangat sedikit di sekitar kita, maka masih jauh lebih baik dari ilmuwan namun menyimpan bara pelanggaran. Berapa banyak di luar sana orang-orang yang berilmu luas, bertitel akdemik, namun tak disangka ia terjerembab dalam kasus korupsi. Berapa banyak para cerdik pandai, kaum intelektual, namun membuat mereka semakin jauh dari kebenaran Allah SWT.

Dari Jabir: Rasulullah SAW bersabda: “Orang yang paling aku cintai dan yang paling dekat denganku kedudukannya di surga adalah orang yang paling baik akhlaknya. Dan orang yang paling aku benci adalah orang-orang yang angkuh dan sombong.”

Pertama, akhlak yang paling baik akan dapat meningkatkan derajat. Anas bersabda: “Sesungguhnya seorang hamba mencapai derajat yang paling tinggi di hari akhirat dan kedudukan yang mulia karena akhlaknya baik meski ia lemah dalam melaksanakan ibadahnya.” (HR. Tahabrani)

Kedua, akhlak yang baik itu adalah ukuran keimanan seseorang. Rasulullah SAW bersabda, “Mukmin yang paling sempurna imannya adalah yang paling baik aklaknya, yang lemah lenbut tidak pernah menyakiti seseoraang. Seorang manusia tidak akan mencapai hakikat iman sebelum dia mencintai orang lain seperti halnya ia mencintai dirinya sendiri dan sebelum tetangganya aman dari gangguannya.”

Di sisi lain, akhlak yang buruk juga dapat melenyapkan amal. Banyak hadits yang menerangkan terhapusnya amal seseorang karena akhlaknya yang buruk. Pertama, “Rasa dengki dapat memakan kebaikan, sama halnya seperti api melalap kayu bakar.” Kedua, dari Ubaid, dia berkata “Ada dua orang wanita yang mengutus seseorang untuk menghadap Rasulullah SAW, untuk meminta izin bagi keduanya agar diperbolehkan menghentikan puasa mereka.

Kemudian, sesampainya utusannya itu kepada Rasulullah SAW, beliau memberikan sebuah mengkuk kepadanya untuk diberikan kepada kedua wanita tersebut, sambil memerintahkan agar keduanya itu memuntahkan segala isi di dalam perutnya ke dalam mangkuk tersebut. ternyata kedua wanita tersebut memuntahkan darah dan daging segar, sepenuhnya di dalam mangkuk tadi, sehingga membuat orang-orang yang melihatnya itu menjadi terheran-heran.

Rasulullah SAW bersabda: “Kedua wanita ini telah berpuasa terhadap makanan yang memang dihalalkan oleh Allah SWT, namun mereka membatalkan puasanya itu dengan perbuatan yang diharamkan oleh-Nya. Kemudian mereka duduk bersantai sambil menggunjingkan orang lain. Maka itulah daging-daging mereka yang mereka dipergunjingkan.” (HR. Ahmad)

Marilah kita semua sebagai makhluk Allah SWT yang sempurna dengan segala kesempurnaan yang diberikan oleh-Nya, kita harus selalu berusaha berperilaku dan berakhlak mulia. Semoga saja dapat menjaga amal-amal kita agar tidak mudah lenyap seketika. Itulah akhlak di atas segalanya, dan bahkan akhlak di atas ilmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar